PowerAmpli mobil cepat panas lampu protect power nyala penyebab sekring power ampli putus terus penyebab power amplifier clipbunyi Misalnya transistor final di salah satu chanel short mengakibatkan tegangan tidak mau keluar ke blog amplifier. Seperti yang saya tangani sekarang ini mempunyai empat channel output amplifier terjadi APAYANG DI MAKSUD DCO ? DCO atau ( DC Offset ) adalah tegangan DC yang keluar pada out speaker power amplifier, Tegangan DC yang terlalu tinggi yang keluar di output speaker bisa berbahaya dan dapat menyebabkan spul speaker kita mudah jebol pada level volume yang maximal, hasil suarapun tidak jernih karna daun speaker bergerak liar bahkan bisa DCO(DC Offset) merupakan tegangan DC yang keluar dari power amplifier ke Speaker. Tegangan DC yang keluar ini jika terlalu tinggi akan sangat berbahaya ke Speakernya karena akan mudah membuat coil speaker rusak atau terbakar, Maka dari itu tegangan DC di output speaker itu tidak boleh di kesampingkan sebisa mungkin harus dihindari. Fast Money. Sebelum kita merakit sebuah power amplifier, tentu saja kita harus tau apa saja komponen dan bagian bagian yang diperlukan untuk membuat power amplifier tersebut. Salah satu bagian inti dari sebuah power amplifier adalah penentuan driver yang akan kita gunakan. Untuk perakitan yang paling banyak digunakan adalah menggunakan driver class AB seperti contoh dari keluarga SOCL, safari, yiroshi dan lain sebagainya. Setelah semua bagian tersebut disatukan dan menjadi sebuah power amplifier dan dilakukan test biasanya akan terjadi beberapa masalah yang bagi perakit pemula akan sangat kesulitan mencari dan memperbaiki asal dari sumber masalah tersebut. Beberapa masalah yang sering ditemukan antara lain suara yang cenderung pecah / tidak jernih, Transistor final yang terlalu panas, Transistror final yang biasanya panas sebelah bahkan tak sering juga meskipun power amplifier yang sudah selesai dirakit seolah normal akan tetapi sering membuat speaker terbakar dll. Meskipun perkitan driver sudah benar, arus dari power supply juga sudah benar, komponen juga tidak ada yang dua hal lagi yang perlu diperhatikan dan sangat penting, yaitu pen-settingan DCO dan arus bias pada transistor final. Sebelum melangkah lebih lanjut, perlu kita ketahui apakah itu DCO dan arus bias. DCO Pada Driver power amplifier jenis OCL Output Capasitor Less yaitu jenis driver yang tidak menggunakan kapasitor pada jalur output yang menuju ke speaker. Jenis dari driver power amplifier ini menggunakan tegangan simetris +, ground dan - pada input power supplynya dan merupakan ciri khas dari driver class A/ output akan langsung terhubung menuju ke speaker tanpa melalui kapasitor, sehingga meskipun kecil tapi masih dapat meloloskan tegangan DC yang biasanya jika terlalu besar akan mengakibatkan terbakarnya spul spekaer. Seharusnya DCO haruslah pada skala 0Vdc, akan tetapi karena tidak ada HFE dan VBE dari transistor final yang sama persis sehingga akan sangat sulit untuk mendapatkan nilai 0Vdc. Namun untuk beberapa pabrikan dengan komponen dan rancangan yang berkualitas, skala dari DCO bisa dibawah angka penguatan tingkat akhir / transistor final dengan sepasang transistor NPN dan PNP dengan konfigurasi push-pull, maka masing masing transistor akan menghasilkan 1/2 gelombang yang digabungkan kepada beban untuk membentuk satu siklus gelombang penuh. Ketika tidak ada sinyal yang masuk, sehingga arus pada kolektor pada masing masing transistor adalah 0 nol atau tidak bekerja sehingga tidak ada daya yang terbuang. Dan ketika diberikan sinyal ternyata akan terjadi cacat crossover saat masing masing transistor saling bergantian bekerja. masalah dari cacat crossover ini dapat diatasi dengan cara memberikan titik bias pada kaki basis sedikit diatas angka 0 nol. Cara setting DCOCara termudah dari setting DCO dari driver power amplifier yaitu pertama tama kita hubungkan / jumper jalur + dan Ground pada input driver tersebut tanpa menggunakan transistor final dan tanpa speaker. Berikan supply arus pada driver tersebut untuk melakukan uji coba. Dengan menggunakan avometer dan sebaiknya menggunakan type digital karena akan lebih detail tingkat pembacaannya. Letakkan probe + avometer pada jalur speaker dan probe - pada ground. Gunakan skala dibawah dan lihat berapa nilai yang ditunjukkan. Apabila nilainya terlalu tinggi, bisa kita setting menggunakan VR yg terdapat pada driver tersebut dengan cara memutarnya kekanan / kekiri dan pastikan nilainya mendekati setting BIAS Untuk mengecek arus bias pada tiap tiap transistor dapat dilakukan dengan cara, melepaskan jumper pada input antara + dan ground tadi dan juga tanpa transistor final serta tanpa speaker. Gunakan skala pada avometer pada 20Vdc dan tempelkan probe positif ke masing masing kaki basis transistor driver antara NPN dan PNP secara bergantian. Untuk beberapa jenis model driver power amplifier akan menempatkan sebuah VR yang dapat digunakan untuk men-setting supaya arus BIAS antara kaki basis transistor NPN dan PNP dapat mendapatkan nilai yang seimbang. Ada beberapa macam cara yang lebih kompleks yang dapat dilakukan untuk men-setting arus bias, antara lain BIAS tetapDapat dilakukan dengan cara memberikan bias tetap pada kaki basis transistor 1 dan arus kolektor yang melalui transistor yang melalui kedua transistor tergabung ke beban. Akan tetapi cara ini tidak praktis karena harus memberikan baterai pada tiap tahap output amplifier dan yang paling mudah untuk mendapatkan 2 tegangan bias yang tetap ialah memberikan pembagi tegangan resitif dengan menggunakan resistor. BIAS resistorDengan menggunakan 2 atau lebih resistor secara seri pada jalur tegangan supply untuk mendapatkan tegangan tetap. Akan tetapi karena sangat sulit untuk mendaaptkan resistor dengan nilai yang sama, maka bisa digunakan trimpot / VR. BIAS variable. menggunakan trimpot / VR pada untuk mendapatkan nilai bias pada ke dua transistor menuju ambang konduksi. namun karena resistor rawan dengan panas sehingga akan mempengaruhi nilai resistansi yang akan mengakibatkan perubahan pada arus kolektor. bias diodakarena menggunakan resistor rentan terhadap perubahan suhu yang akan mengakibatkan berubahnya nilai resistansi, sehingga dapat digunakan sepasang dioda. Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Bagi yang masih tahap belajar yang belum memahai tentang DCO dan BIAS pada power amplifier perlu menyimak pemahasan ini sampai selesai, tapi sebelum kita lanjutkan pembahasan ini lebih jauh, mohon ijin dulu bagi para master audio yang kebetulan mampir di situs ini, kami akan sedikit berbagi pengalaman pada mereka yang masih pemula, karena saya yakin manfaat paling besar di dunia ini adalah bisa memberikan manfaat pada orang lain, Pembahasan ini mungkin sudah agak telat karena di luar sana sudah banyak yang praktek langsung pada master-mater power audio yang sudah begitu banyak tetang hal ini, tapi itu tidak menyurutkan semangat saya untuk berbagi, karena saya yakin generasi pecinta Power audio rakitan akan terus ada, dan kadang mereka yang masih pemula ada yang enggan bertanya langsung pada ahlinya, kembali ketopik pembahasan, bagaimana cara setting DCO dan Bias pada power amplifier, apa itu DCO apa itu Bias, bagaimana cara settingnya, apakah semua driver power amplifier harus di setting DCO dan BIAS-nya, maka untuk lebih jelasnya simak artikel ini sampai selesai,Baca juga ;Transistor final yang bagus untuk bass pada power amplifier Apa itu DCO dan BIAS Sebelum membahas lebih jauh tentang cara penyetingan DCO dan BIAS pada driver power amplifier, maka tidak ada salahnya jika anda mengetahui terlebih dulu dengan dua istilah ini. Mungkin bagi para master perakit power amplifier sudah sangat paham dengan dua istilah ini, tapi bagi yang masih pemula saya rasa wajib untuk mengtahui tentang dua istilah ini karena membawa pengaruh terhadap kuwalitas baik dan buruknya output sebuah power amplifier hasil rakitan, kita yang sama-sama masih belajar mungkin pernah mengalami merakit sebuah power amplifier hanya sampai batas asal bisa bunyi tanpa mengetahui kuwalitas baik dan buruknya output yang di hasilkan dari power tersebut,Perlu di ketahui dalam sebuah Kit Driver power amplifier ada beberapa variabel yang bisa diatur untuk bisa mendapatkan hasil output yang terbaik, memang tak semua kit driver power amplifier itu terdapat settingan DSO dan BIAS, karena beberapa produk Kit driver power amplifier yang beredar DCO dan BIASnya memang sudah di setting secara Permanen dengan nilai tertentu dari Pabrikannya, nanum masih banyak juga kit Driver Power Amplifier yang terdapat VR DCO dan VR Biasnya ini tujuannya agar si perakit dapat mensetting sendiri agar mendapatkan hasil sesuai yang di butuhkan, Selanjutnya Mari sama-sama kita bahas sedikit mengenai DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini. di kutip dari Bahar Elektronik. DCO DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar dari power amplifier ke Speaker. Tegangan DC yang keluar ini jika terlalu tinggi akan sangat berbahaya ke Speakernya karena akan mudah membuat coil speaker rusak atau terbakar,Maka dari itu tegangan DC di output speaker itu tidak boleh di kesampingkan sebisa mungkin harus dihindari. Umumnya power amplifier dengan daya watt besar memakai tegangan simetris yaitu - Negatif, CT/GND, + Positif, dan pada outputnya terhubung langsung ke speaker tanpa hambatan atau tanpa kapasitor, output amplifier terhubung langsung tanpa kapasitor ke speaker ini bisa mengandung tegangan DC walaupun teganganya kecil, kalau tegangan kecil memang tidak berbahaya karena tidak sampai menyebabkan speaker rusak atau terbakar. Dan Tegangan DC di output amplifier inilah dinamakan DCO atau DC tentang BIAS pada power amplifier. beberapa pendapat menyatakan tentang hal ini. Ada yang menyatakan BIAS merupakan nilai besaran arus dari kolektor transistor final dan ada beberapa pendapat lagi mengatakan BIAS merupakan nilai besaran tegangan dari emitor dan basis atau basis dan basis pada transistor final. dan ada juga ada lagi metode pengukuran tegangan pada kedua basis transistor driver. Jadi memang ada beberapa metode atau tehnik cara pengukuran pada BIAS ini untuk mengecek nilai atau parameter pada BIAS ini. Dan kali ini Akan coba kita angkat satu persatu,Setelah anda mendapat sedikit gambaran seputar DCO dan BIAS pada perangkat power amplifier, selanjutnya coba kita bahas bagaimana Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Karena Kemampuan untuk melakukan setting pada driver power amplifier juga harus dikuasai pada saat praktek melakukan perakitan power amplifier untuk daya watt yang besar. Karena kalau tidak, akan dapat menyebabkan kerusakan di transistor final juga pada coil speakernya, dan tentu anda tidak mau mengalami seperti itu kan. Cara setting DCO serta BIAS pada driver power amplifier memang sedikit rumit di lakukan oleh yang masih tahap pemula karena harus di tuntut mengerti tentang nilai atau parameter pada waktu penyettingan. Karena umumnya setiap driver power amplifier memang memiliki karakter serta ciri khas yang sirkit power amplifier terdiri dari 3 bagian, yaitu di bagian pertama adalah "INPUT STAGE". selanjutnya bagian tenggah atau bagian "VAS" dan yang terakhir adalah bagian "OUTPUT STAGE". Langkah pertama dalam memulai setting DCO dan BIAS yaitu pastikan dimana letak dan posisi VR DCO dan VR BIAS,Supaya lebih jelas agar tidak salah untuk melakukan setting, coba silahkan untuk memperhatikan skema diagram di bawah ini, Perhatikan dimana letak VR DCO serta VR BIAS berada. Sebagai contoh dalam gambar diagram dibawah Ada 2 VR yakni VR P1 untuk setting DC Offset sedangkan untuk P2 untuk setting diagram power amplifierBaca juga Perbedaan Transistor sanken dan toshibaJika Sudah mengetahui dimana letak VR DCO serta VR BIAS. Maka berlanjut ke cara settingnya. Pastikan potensio volume tertutup atau bisa juga input di jumper ke ground. Tujuannya agar supaya tidak ada sinyal audio yang masuk ke driver pada saat penyettingan berlangsung. Perlu di ingat Pengaturan dan cara setting driver power amplifier ada di bagian input stage yaitu P1 dan satu lagi di bagian P2, VAS. Cara Setting DCO atau DC atau vr P1 digunakan sebagai mengatur nilai DC offset pada output ke speaker agar supaya bisa mendapatkan nilai DC offset yang mendekati 0 volt atau paling tidak bisa di titik aman yaitu dibawah 20 mV. Caranya pakai AVO meter set di skala DC voltmeter range 2,5 volt. Kemudian pada probe hitam taruh di GND/CT sedangkan probe merah taruh ke output. Kemudian putar dan atur VR P1 hingga bisa mendapatkan nilai DC offset yang paling rendah atau paling kecil, mendekati nol atau paling tidak bisa dibawah 20mV. Cara setting DCO Pada Power AmplifierPada gambar di atas koneksi Avometer untuk cek pada DC offset. hasilnya usahakan dibawah 20mV atau mendekati nilai nol. dan Apabila di blok input stage tidak terdapat pariabel atau VR untuk setting DC Offset itu artinya sudah di fix dari pabrikannya maka anda tidak perlu lagi harus repot-repot untuk menyetelnya, dan selanjutnya anda tinggal menyetting Biasnya, yang ada pada blok VAS atau pada vr P2 di drver power Setting atau VR P2 Fungsinya untuk mengatur Bias pada Driver power amplifier. Caranya silakan ambil AVO meter set di skala 500mA. Selanjutnya silakan lepaskan kabel pada VCC+ kemudian disambung secara seri dengan AVOmeter tadi. caranya adalah untuk probe merah silakan pasang di VCC+ pada power supply elco. Sedangkan untuk probe hitam pasang di VCC+ pada papan pcb driver power amplifier. Nyalakan power amplifier serta silakan atur hingga jarum di AVO meter menunjuk ke angka 50mA. Selain itu Anda juga bisa cek di jalur tegangan VCC - Caranya Dengan koneksi untuk probe merah silakan pasang ke VCC- di pcb power amplifier sedangkan untuk probe hitam pasang di jalur VCC- pada power supply elco. Maka Untuk bisa menghasilkan output atau suara yang lebih berkualitas bisa disetting BIASnya hingga nilai 120mA. Cara setting Bias pada power AmplifierBahkan asal nilai DCO masih mendekati ambang batas yaitu mendekati nol, maka arus BIAS bisa di set sampai 250mA, Tapi perlu di ketahui juga bahwa semakin besar arus pada Bias maka akan membuat transistor final semakin panas, walaupun kuwalitas suara yang di hasilkan memang akan semakin bagus dan maksimal. Cara untuk menyikapi ini mungkin anda bisa menambah heatsink serta kipas yang cukup supaya tetap dari arus bias yang ada pada kedua tegangan yaitu VCC+ dan VCC- Anda bisa lakukan satu persatu. Dan Usahakan arus pada Bias untuk tidak lebih dari 250mA. Sebaiknya anda bisa Sesuaikan besarnya arus pada bias dengan kemampuan atau spek dari transistor finalnya. Setting untuk standart bias yaitu antara 50mA hingga 100mA. Tergantung juga pada jenis powernya. Tapi Yang jelas semakin tinggi arus bias, maka transistor final juga akan semakin panas. Seperti diatas ada dua macam cara pengecekan arus bias pada rangkaian power amplifier. di gambar kedua anda juga bisa lihat cara pengecekan arus bias dengan cara yang lain yaitu pengecekan pada kedua kaki basis di transistor driver. Anda bisa memilih menggunakan kedua metode diatas untuk melakukan pengecekan arus BIAS. Sebenarnya masih ada lagi metode lain untuk melakukan cek bias pada power amplifier, selain dengan mengukur arus bias pada kolektor di transistor final dengan cara memotong arus dari PSU ke kaki kolektor transistor Final tersebut, namun saya lebih sering memakai metode ini karena sedikit lebih simple, di bandingkan dengan metode yang lain misal mengukur pada masing-masing resistor kapur di kaki emitor yang terpasang pada transistor final dengan menggunakan rumus I=V/R seperti gambar di bawah ini,Metode cara pengukuran seperti gambar di atas adalah arus tegangan pada masing-masing resistor kapur di kaki Emitor yang terpasang pada transistor final. Kemudian pada tegangan yang diukur selanjutnya dibagi dengan nilai resistor tersebut. Ukur tegangan pada masing-masing bagian kaki R1 ataupun R2 dengan cara menggunakan AVO meter analog ataupun digital. Caranya pasang probe AVO meter bisa bolak-balik, tapi kalau terbalik maka hasil tegangan yang diukur akan menjadi negatif -. Atau kalau memakai AVO meter analog jarumnya akan berputar ke kiri maka supaya bisa membacanya anda bisa tukar posisi probenya. Untuk melakukan pengecekan silakan Set skala di AVO meter pada 200mV supaya bisa lebih akurat. Pada gambar diatas posisi yang diukur adalah pada titik R1 yaitu warna merah dan biru, Dan nanti hasil tegangan yang diukur kemudian dibagi dengan nilai R sesuai rumus I=V/R. Contoh saja, tegangan di R1 misalkan 15mV, jadi I=V/R I=15/0,47 maka hasil yang di dapat sekitar 31,9. dan 31,9mA ini adalah arus pada TR finalnya, cara ini mungkin agak sedikit rumit namun tergantung anda lebih suka memilih cara yang mana, atau barang kali anda pilih ke dua-duanya supaya bisa memperoleh hasil yang lebih akurat lagi,Pembahasan tentang Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini di peruntukan pada driver power yang memang sudah di desain untuk bisa di setting DCO dan BIASnya sesuai kebutuhan, namun untuk driver power yang tidak di lengkapi dengan VR DCO dan BIAS itu artinya Drivernya memang sudah di setting secara maksimal oleh pabrikannya dan tak perlu lagi di otak-atik namun jika anda memang sudah memiliki pengalaman yang teruji untuk memodifkasinya silakan Itu sah-sah saja, PenutupSemoga artikel ini bermanfaat buat pembaca khususnya bagi para pecinta power audio yang masih pemula.

penyebab output amplifier keluar tegangan dc